Setelah
pandemi COVID 19 berakhir, tubuh harus tetap kuat dari serangan penyakit. Mengapa demikian? Hal ini karena di tahun 2023, polusi udara di beberapa daerah sedang tinggi -tingginya.
Berdasarkan halaman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 20 Oktober 2023 ditemukan 3 daerah dengan
indeks kualitas udara terburuk yakni Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan DKI
Jakarta.
Menghirup udara berpolusi dapat berdampak buruk terhadap imunitas tubuh, sehingga membuat tubuh rentan terkena penyakit. Udara yang tercemar mampu merusak kesehatan paru - paru, seperti mudah terjangkit Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), pneumonia, dan bronkitis.
Saat imunitas menurun dan terjangkit penyakit saluran nafas, biasanya tubuh akan merasa mudah lelah, mudah dehidrasi, nafsu makan menurun, demam, batuk dan pilek. Hal ini akan membuat anak hingga orang dewasa sulit untuk beraktifitas. Oleh karena itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh dengan baik supaya tubuh tetap bugar, dan tubuh menjadi nyaman berkegiatan sehari - hari.
Berikut 7 tips menjaga imunitas tubuh tetap kuat di saat polusi udara tinggi.
1. Konsumsi Makanan Sehat dan Seimbang
Mengkonsumsi
makanan sehat dan seimbang merupakan pondasi dari tubuh yang sehat. Makanan –
makanan sehat yang dimasak dengan direbus, mengandung zat gizi lengkap dan
seimbang berupa karbohidrat, protein, lemak, serat dan aneka vitamin serta
mineral akan membantu daya tahan tubuh tetap kuat.
Selain
itu pastikan pula makanan yang anda konsumsi juga mengandung antioksidan
tinggi. Sebagai contoh, anda makan seporsi makanan yang terdiri dari nasi, ikan
panggang dan urab sayur, kemudian buah naga dan puding sebagai makanan cemilan.
Dengan mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, sistem pencernaan menjadi
sehat, tubuh menjadi segar, dan imunitas menjadi lebih kuat.
2.
Penuhi Kecukupan Cairan
Ketika kebutuhan cairan anak
terpenuhi, anda sudah mencegah terjadinya dehidrasi pada anak. Anak yang
mengalami dehidrasi sangat rentan memiliki daya tahan tubuh yang rendah, dan
mudah mengalami sakit yang berulang -ulang. Dehidrasi pada anak.
Kebutuhan cairan per hari pada anak
dapat dihitung dengan cara, 10 kg pertama dikalikan 100 ml, ditambahkan 10 kg
kedua dikali 50. Berat badan selebihnya di kali 20 ml per kg BB. Misal seorang
anak dengan berat 25 kg, 10 kg pertama x100 yaitu 1000 ml ditambahkan 10 kg
kedua x 50 yaitu 500ml ditambahkan 5 kg kelebihannya x20 yaitu 100 ml. Total
cairan yang dibutuhkan yaitu 1600 ml per hari.
3.
Pakailah Masker
Menggunakan masker di saat polusi udara yang tinggi
sangat diperlukan, karena partikel udara yang tercemar dapat tersaring,
sehingga tidak terhirup langsung oleh hidung ataupun mulut. Penggunaan
masker juga dapat mencegah penularan penyakit dari satu anak ke anak lain.
Apalagi musim sekolah dan musim liburan. Tidak mungkin anak didiamkan dirumah
saja. Anak perlu bersosialisasi dengan lingkungan dan orang lain.
Ketika anak berada di daerah playground, sekolah dan tempat
umum lainnya, sebaiknya orang tua lebih waspada. Saat anak bermain bersama anak
yang batuk ataupun bersin, gunakan masker pada anak dan orang tua dengan tegas
memindahkan anak ke tempat lain. Jangan membawa anak ke tempat bermain atau
tempat umum saat anak sedang sakit. Hal ini hanya akan memperburuk kondisi
anak, dan merugikan anak lain yang kondisinya sehat. Bijaklah menjadi orang
tua!
4.
Lakukan aktifitas fisik secara rutin
Aktifitas fisik pada anak tidaklah rumit.
Anak cukup dengan terus bergerak aktif dan melakukan aktivitas fisik secara
rutin, seperti bermain kejar – kejaran, petak umpet, berenang dan lain – lain. Menurut penelitian, aktifitas ringan yang dilakukan anak selama 30 menit per hari dapat meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh.
Saat anak berolahraga, tubuh anak akan
melepaskan sitokin dan kemokin. Pelepasan kedua hormon ini akan memicu sistem
kekebalan bawaan anak (Innate immune system) untuk lebih siap menghadapi
infeksi dengan merespon secara lebih cepat dan tepat. Sebab respon imun yang
terlalu reaktif justru dapat menyebabkan peradangan.
Olahraga rutin pula dapat membuat sel darah putih bersirkulasi lebih cepat sehingga dapat mendeteksi penyakit lebih dini dari normalnya. Setelah berolahraga, suhu inti tubuh anak akan sedikit naik. Hal ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan dapat membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih baik. Olahraga rutin membantu tubuh membangkitkan sel -sel imun dalam jumlah yang tepat untuk mematikan infeksi secara efektif.
5.
Konsumsi Multivitamin yang Dibutuhkan Tubuh
Di bagian ini, saya akan bercerita
mengenai pengalaman saya memberikan multivitamin saat anak saya sakit. Beberapa
bulan yang lalu, anak saya mengalami batuk pilek berulang dan hampir tiap bulan
selalu sakit. Akhirnya saya bawa berobat ke dr anak d RS Mayapada Bandung.
Dokter anak menyarankan untuk memberikan vitamin D3 800 IU dan probiotik setiap
hari (1x1).
Mengapa
diberikan probiotik dan vitamin D3?
Probiotik
diberikan karena anak saya karena anak saya memiliki sistem pencernaan yang lemah, maksudnya
karena anak pernah mengalami infeksi diare berat, sangat berisiko ususnya akan
mengalami permasalahan yang sama di kemudian hari. Lalu vitamin D3 800 IU karena
anak saya memiliki imunitas yang kurang kuat dan sangat mudah tertular
penyakit. Vitamin D3 mampu memperkuat sistem imun apalagi ditambah dengan rutin
berjemur di jam 10 pagi setiap hari, akan meningkatkan kinerja dari vitamin D3
tersebut.
6.
Aplikasikan Tabir Surya
Penggunaan tabir surya sangat penting disaat polusi
udara yang tinggi. Kulit akan mudah kering, apalagi polusi udara yang tinggi
biasanya diiringi dengan cuaca panas yang terik. Hal ini akan berisiko pada
kulit anak akan terpapar sinar matahari dan mengalami kanker kulit di masa yang
akan datang.
Oleh karena itu , anda perlu melindungi sang buah hati
dengan tabir surya yang mengandung SPF 30 atau lebih, dapat melindungi anak
dari paparan sinar UVA UVB serta pilih sunscreen yang water resistant sehingga
dapat melindungi anak saat berada di dalam air paling tidak selama 40 hingga 80
menit.
Anda bisa melakukan aplikasi ulang (reapply)
tabir surya setiap 2 jam. Pilihlah tabir surya yang mengandung salah satu dari
tiga bahan seperti titanium dioksida, zinc oksida, dan avobenzon. Bahan – bahan
ini cenderung lebih tebal saat di aplikasikan, tetapi memberikan perlindungan
yang lebih baik untuk kulit anak.
7. Ajarkan anak mencuci tangan yang benar
Anak - anak tidak menyadari bahwa ada sekitar 80 persen penyakit infeksi berawal dari tangan yang kotor. Anak yang senang bereksplorasi akan menyentuh benda - benda sekitarnya yang mengandung bakteri. Hal ini sangat berisiko menurunkan imunitas anak, jika setelah anak bermain, sebelum-sesudah makan, sebelum-sesudah dari toilet anak tidak mencuci tangan dengan benar. Apalagi anak- anak yang masih berada di fase oral, dimana segala benda bisa dimasukkan kedalam mulut.
Berikut beberapa prinsip dan cara mencuci tangan yang benar menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2022.
Prinsip mencuci tangan dari Kemenkes RI (2022), yaitu
- mencuci tangan dengan hand rub (cairan antiseptik) 20-30 detik, mencuci tangan dengan sabun (hand wash) 40-60 detik
- 5 kali melakukan handrub selanjutnya sebaiknya melakukan handwash
- Lakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
- Tuang sabun pada telapak tangan, usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
- Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
- Gosok sela - sela jari tangan hingga bersih
- Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
- Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
- Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
Source:
https://www.alodokter.com/ini-cara-jaga-daya-tahan-tubuh-di-kala-polusi-udara-tinggi-dan-cuaca-panas
https://www.nutriclub.co.id/artikel/kesehatan/2-tahun/daya-taha-tubuh-anak-dengan-olahraga
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230428115145-277-943001/bukan-cuma-orang-dewasa-anak-anak-juga-butuh-sunscreen-saat-panas
https://ayosehat.kemkes.go.id/tingkatkan-imun-dengan-berolahraga-rutin-di-masa-pandemi
Komentar
Posting Komentar